Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Frederich Silaban, Sang Arsitek


Cita-cita tidak mengenal suku, agama, atau kebangsaan. Setiap orang harus berusaha dengan keras, pantang menyerah, dan banyak berdoa untuk mencapainya. Ketika kita gagal kita harus mencoba dan mencobanya lagi samppai akhirnya kita dapat mencapai cita-cita kita. 

Tahukah kamu siapa arsitek masjid terbesar di Asia Tenggara?

Beliau adalah Frederich Silaban. Beliau merupakan arsitek Masjid Istiqlal yang ada di Jakarta. Bagaimana kisah Frederich Silaban sehingga menjadi arsitek? Mari, kita simak bersama!


Sang Arsitek


Pada tahun 1955, presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, mengadakan sayembara membuat desain maket Masjid Istiqlal. Sebanyak 22 dari 30 arsitek lolos pada seleksi awal. Presiden Soekarno pun mengumumkan bahwa pemenangnya adalah seorang bernama Frederich Silaban. Siapakah dia?

Frederich Silaban, lahir di Bonandolok, Sumatra Utara, 16 Desember 1912. Ia adalah seorang lulusan Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta. Meskipun bukan lulusan sekolah arsitektur, ia dapat memenangi sayembara tersebut. Dan semenjak itulah karya-karyanya banyak dikenal di seluruh Indonesia.

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar dan termegah di Indonesia yang dibangun pada tahun 1961, dan pertama kali dibuka untuk digunakan pada tahun 1978. Dengan demikian, diperlukan waktu 17 untuk membuatnya.

Dengan usaha yang gigih san pantang menyerah, Frederich berhasil menyelesaikannya. Karyanya diakui sebagai karya asli anak bangsa Indonesia. Ia bahkan berhasil menyandingkan pembangunan masjid ini dengan Gereja Katedral di Jakarta. Gereja Katedral adalah gedung tempat umat katolik beribadah. Konsep persatuan dan kesatuan yang dibuat oleh Presiden Soekarno dapat diwujudkan dengan baik melalui kedua bangunan tersebut.

Hingga kini, kedua gedung yang menjadi simbol toleransi dan persatuan itu tetap kukuh berdiri, meski arsiteknya telah tiada. Tak hanya berkarya membuat Masjid Istiqlal, beberapa gedung bersejarah telah dirancangnya. Sepanjang hayatnya ia telah ikut merancang 700 bangunan di seluruh Indonesia. Bangunan tersebut antara lain Gedung Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata (Jakarta/1953), dan Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).

Sumber:

http://megapolitan.kompas.com;

http://nasional.kompas.com;

https://id.wikipedia.org/wiki/Frederich_Silaban

 

Lengkapilah diagram berikut ini berdasarkan bacaan diatas.



Apa saja prestasi yang telah diraih Frederich Silaban dengan usaha dan kerja kerasnya?

Frederich Silaban seorang arsitek untuk Masjid Istiqlal (Jakarta/1961) selain itu beliau juga merancang Gedung Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata (Jakarta/1953), dan Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).

Apa kesimpulanmu terhadap usaha Frederich Silaban untuk meraih cita-citanya?

Beliau selalu tekun belajar, gigih, pantang menyerah, dan bekerja keras untuk bisa meraih cita-cita

 

Ayo Mengamati!

Perhatikanlah gambar tempat ibadah umat beragama di Indonesia di atas dengan saksama. Dapatkah kamu menjelaskan gambar-gambar di atas? Apakah tempat-tempat ibadah itu ada di daerahmu?

Ayo Berlatih!

Masyarakat Indonesia terdiri atas pemeluk agama yang berbeda-beda. Umat beragama dari tiap-tiap agama memerlukan tempat beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka. Setiap tempat ibadah memiliki bentuk dan pengaturan yang khas.

Amatilah daerah sekitarmu. Bersama dengan teman sekelompokmu, lakukanlah kegiatan berikut.

  1. Kamu akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan mencari informasi tentang dua tempat ibadah keagamaan.
  2. Carilah informasi tentang rumah ibadah dari dua agama yang berbeda di Indonesia. Tentukan satu tempat ibadah yang paling terkenal di Indonesia. Catatlah informasi tentang nama, tahun berdiri, dan sejarah singkat tentang tempat ibadah tesebut.
  3. Carilah gambar tentang rumah ibadah tersebut. Cari tahu makna setiap bagian bangunan ibadah tersebut.
  4. Dengan menggunakan sebuah kertas karton ukuran A3, tempelkan gambar rumah ibadah tersebut dan berilah keterangan di bawahnya.
  5. Tuliskanlah juga fungsi dan kegunaan tempat ibadah tersebut selain untuk beribadah umatnya.
  6. Aturlah sedemikian rupa pada kertas tersebut sehingga memudahkan bagi temanmu untuk memahaminya. (Gunakan contoh di bawah ini).
  7. Jelaskan kesimpulanmu tentang kedua rumah ibadah tersebut.
  8. Presentasikan hasil karyamu di depan kelas.
  9. Catatlah informasi penting yang kamu dapatkan dari kelompok lain.

 

Sumber: wikimedia

Nama

:

Gereja Blenduk (Semarang)

Tahun beriri

:

1753

Tempat ibadah umat

:

Kristen

Sejarah singkat

:

Gréja Blendhuk adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk oktagonal (persegi delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada 1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde, yang menambahkan kedua menara di depan gedung gereja ini. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah. Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/GPIB_Immanuel_Semarang

Kegunaan

:

 Sebagai tempat ibadah dan wisata sejarah Kota semarang



 

 

 

Sumber: https://www.idntimes.com/

Nama

:

Pura Tanah Lot (Bali)

Tahun beriri

:

Abad ke - 16

Tempat ibadah umat

:

Hindu

Sejarah singkat

:

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa, yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot. Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot

Kegunaan

:

Sebagai tempat ibadah dan wisata sejarah pulau Bali

 

Kesimpulan: tempat ibadah tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat ibadah saja. Selain untuk tempat ibadah karena lokasi, bentuk bangunan, dan sejarahnya menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung menikmati keindahan dan mencari informasi tentang tempat ibadah tersebut.


Untuk menjadi arsitek Masjid Istiqlal, Frederich Silaban harus bersaing dengan 30 arsitek lainnya. Beliau berusaha untuk memberikan yang terbaik sampai akhirnya karya Beliaulah yang dipilih oleh Presiden Soekarno. Sepnjang hidupnya Frederich Silaban telah merancang 700 bangunan di seluruh Indonesia.

Untuk mencapai cita-cita yang kita pilih butuh perjuangan yang panjang, maka dari itu kita tidak boleh menyerah jika mengalami kegagalan.

Semoga bermanfaat ya..



Posting Komentar untuk "Frederich Silaban, Sang Arsitek"