Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kunci Jawaban "Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur"


Sebagai seorang siswa kita harus memiliki nilai-nilai yang baik. Untuk memperoleh ilmu kita harus rajin dan bekerja keras dalam belajar. Tahukan kamu nilai apa lagi yang penting bagi seorang pelajar?

Nilai yang tidak kalah penting dari rajin dan bekerja keras adalah nilai kejujuran. Apa yang dimaksud jujur? Apa contohnya? Ayo, simak kisah Ida dan Gugut di bawah ini!

Ayo Membaca!

Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur

Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya.

Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi.

Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya.

Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya.

Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut.

Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin,” rayunya.

Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai.

Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.

“Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut.

“Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.

Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.

Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut!

1.       Siapa saja tokoh pada cerita di atas?

Aku, Ida, Gugut, Ibu Tati, dan teman yang lainnya

2.       Siapa yang mengikuti ulangan matematika?

Aku, Ida, Gugut, dan

3.       Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

Gugut berusaha mencontek dari Ida

4.       Apa yang dilakukan Ida ketika Gugut meminta jawaban?

Ida tidak memberika jawaban yang diminta Gugut

5.       Mengapa Ida tidak mau membantu Gugut?

Menurut Ida mencontek merupakan tindakan tidak jujur dan dapat disebut dengan korupsi kecil-kecilan

6.       Hal-hal baik apa yang bisa kamu ambil dari cerita di atas?

Ketika melaksanakan ulangan kita harus jujur dan berusaha sendiri

7.       Sikap apa yang perlu aku contoh?

Sikap jujur

 



ayo Berdiskusi!

Apakah menurutmu sikap Ida sesuai dengan makna sila pertama Pancasila? Jelaskan!

Ya, karena sebagai manusia kita harus bersikap jujur agar tidak merugikan orang lain dan diri sendiri

Apakah menurutmu sikap Gugut sesuai dengan makna sila pertama Pancasila? Jelaskan!

Sikap gugut mencontek pada saat ulangan menunjukan dia tidak jujur dan tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila

Andai Ida memberikan contekan.

·         Apa yang akan terjadi?

Ida dan Gugut sama-sama tidak berlaku jujur

·         Apa dampaknya bagi Gugut?

Dampak bagi Gugut yang menontek adalah Gugut tidak mau belajar dan tidak mau berusaha sendiri

·         Apa dampaknya bagi Ida?

Dengan Ida memberikan contekan berarti Ida sudah berlaku tidak jujur

·         Apa dampaknya bagi guru yang mengajar?

Ulangan mempunyai tujuan untuk mengukur sampai dimana tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, jika anak saling mencontek saat ulangan maka tujuan dari ulangan tersebut tidak dapat tercapai.

·         Mengapa kita harus jujur?

Kejujuran merupakan akar dari perbuatan baik. Jika kita sekali tidak jujur maka akan muncul ketidak jujuran lain yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain

·         Apa yang akan terjadi jika kita tidak jujur?

Apabila kita tidak jujur berarti kita sudah melakukan korupsi kecil-kecilan. Dengan tidak jujur kita tidak akan dipercaya oleh orang lain lagi

Sila pertama mengajarkan bahwa pemeluk agama harus taat dengan aturan agamanya. Setiap agama pasti mengajarkan pemeluknya untuk berbuat jujur. Sikap tidak jujur akan membawa dampak bagi diri kita dan orang lain. Semua orang harus jujur, termasuk orang-orang yang bekerja. Benar kata Ida, mungkin tindakan tidak jujur ketika sekolah adalah mencontek dan tindakan tidak jujur ketika sudah bekerja bisa korupsi (mengambil hal yang bukan miliknya).

Jadi kita harus belajar jujur sedari dini agar nanti ketika sudah dewasa nilai kejujuran akan terus melekat dan terhindar dari perbuatan yang tidak baik karena tidak jujur.

Semoga bermanfaat ya..




 

Posting Komentar untuk "Kunci Jawaban "Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur""