Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemantulan dan Penyerapan Bunyi

 

Pernahkah kalian bermain sepak bola dilapangan?

Untuk memberikan aba-aba/perintah pemain akan melakukannya dengan teriakan. Beberapa permainan tradisional juga membutuhkan teriakan pemainnya. Semakin banyak yang berteriak, semakin banyak pula suara yang kita dengar. Pernahkah kamu mencoba berteriak di lapangan? Apa yang terjadi?  Bandingkan juga ketika kamu berteriak di kamar mandi. Apa perbedaannya?

Berteriak di dalam kamar mandi suara yang dihasilkan lebih keras dibandingkan dengan di lapangan



Kita bisa menemui gendang di banyak wilayah di Indonesia. Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana bunyi pada gendang? Gendang dapat berbunyi jika kulit gendang dipukul. Saat dipukul, kulit gendang bergetar. Getaran ini menghasilkan bunyi. Bunyi tersebut masuk ke sebuah rongga yang terdapat di bawah kulit. Bentuk rongga memengaruhi bunyi yang dihasilkan. Makin kecil dan panjang rongga pada gendang, makin nyaring bunyi yang dihasilkan.

Bacalah teks tentang Pemantulan dan Penyerapan Bunyi agar kamu lebihpaham!

 

Pemantulan dan Penyerapan Bunyi

Bunyi dapat dipantulkan dan diserap.

1.       Pemantulan Bunyi

Sebuah kelereng yang kita lempar ke dinding yang keras akan mengalami pemantulan, demikian juga dengan bunyi. Bunyi juga dapat memantul, jika dalam perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras, seperti kayu, kaca, dinding, atau besi.

2.       Penyerapan Bunyi

Bunyi juga dapat diserap. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak. Benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karpet, goni, kertas, kain, busa, dan wol. Benda-benda tersebut dapat digunakan untuk mencegah terjadinya gaung atau kerdam. Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, studio rekaman, dan gedung bioskop dilapisi dengan bahan-bahan tersebut supaya tidak terjadi gaung atau kerdam.

Macam-Macam Bunyi Pantul

1.       Gaung atau Kerdam

Gaung atau kerdam terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli yang belum selesai terucapkan. Akibatnya, bunyi pantul mengganggu bunyi asli sehingga suara yang terdengar tidak jelas.

2.       Gema

 

Gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya jauh dari sumber bunyi. Hal itu menyebabkan datangnya bunyi pantul setelah bunyi asli selesai terucapkan. Jadi, bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli. Gema sering terjadi di gua-gua, lembahlembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh serta permukaannya keras dan rapat. Selain itu, gema juga dapat dipergunakan untuk mengukur kedalaman jurang atau gua.

 

Bunyi dapat dipantulkan dan diserap oleh berbagai macam benda. Bunyi dapat dipantulkan oleh benda-benda yang keras seperti kayu, kaca, dinding, dan lain sebagainya. Bunyi juga dapat diserap oleh benda-benda yang permukaannya lunak seperti kertas, kapas, karpet, dan lain sebagainya. 

Bunyi pantul dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu gaung/kerdam dan gema. Gaung/kerdam terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber bunyi, sedangkan gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh dinding yang jaraknya jauh dari sumber bunyi.

Semoga bermanfaat ya..



Posting Komentar untuk "Pemantulan dan Penyerapan Bunyi"