Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wahyudin, Sarjana Pemulung

 

Tidak semua orang mendapatkan nasib baik seperti kita. Kita bisa belajar di sekolah tanpa memikirkan biaya, memiliki buku pelajaran, dan seragam sekolah. Tetapi banyak anak diluar sana yang harus bersusah payah untuk dapat bisa bersekolah. Mereka rela melakukan pekerjaan apapun untuk bisa membayar biaya sekolah. 


Perhatikan gambar di atas!

Pernahkah kamu menemui anak-anak yang bekerja menjadi pemulung seperti di atas? Pernahkah kamu berpikir mengapa mereka bekerja di usia muda mereka? Apakah yang dilakukan mereka? Apakah peran mereka di masyarakat? Tahukah kamu, bahwa beberapa anak pemulung tetap bersekolah. Mereka memiliki cita-cita juga seperti kamu. Bahkan, ada beberapa pemulung yang telah mencapai cita-citanya dengan gemilang.

 

Aku, Sarjana Pemulung

Namaku Wahyudin, biasa dipanggil Wahyu. Aku anak pasangan buruh tani. Aku tinggal bersama kelima saudara tiriku dan dua adikku, selain orang tuaku. Karena kemiskinan, tidak ada satu pun dari kakak tiriku yang dapat menamatkan sekolah dasarnya. Aku pun terancam demikian, karena kami tidak punya uang untuk sekolah.

Tetapi aku bertekad, aku harus sekolah. Saat subuh aku pergi mengumpulkan sampah plastik dan kardus untuk dijual. Pekerjaanku ini disebut memulung. Aku adalah seorang pemulung. Hasil dari memulung digunakan untuk membayar uang sekolahku. Aku memulung sejak usia 10 tahun pada saat aku dududk di kelas IV SD.

Untuk menamatkan sekolah dasar, aku perlu tambahan biaya. Selain memulung, aku pun menggembalakan kambing tetangga. Sewaktu SMP, aku juga berjualan gorengan. Apa pun kulakukan agar aku dapat sekolah. Pada saat SMA aku menjalani tujuh profesi sekaligus agar aku tetap sekolah. Tetapi meski demikian, aku selalu dapat menjadi juara di sekolahku.

Pada tahun 2013, aku telah menyelesaikan kuliahku di Jakarta dengan tetap menjadi pemulung. Lalu, aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah kembali di ITB (Institut Teknologi Bandung), yang kini hampir selesai. Aku bangga telah mencapai cita-citaku untuk terus sekolah, meskipun dengan perjuangan yang panjang dan berat.

Sumber: www.news.detik.com/ dengan pengubahan.

 

Ayo Bediskusi!

Lengkapilah diagram berikut ini berdasarkan bacaan tersebut!



Apa saja prestasi yang telah diraih Wahyudin karena usaha dan kerja kerasnya?

Atas usahanya Wahyudin mampu menyelesaikan sekolah dari jenjang SD sampai Perguruan Tinggi

Apa kesimpulanmu terhadap usaha Wahyudin untuk meraih cita-citanya?                    

Wahyudin merupakan anak yang bertekad kuat untuk meraih cita-citanya, pekerja keras, dan tidak mau menyerah pada keadaan dan terus berusaha untuk menggapai cita-citanya

 

Ayo Membaca!

Bacalah puisi berikut di dalam hati!

 

Sahabatku Seorang Pemulung

Ciptaan: D. Karitas

Tangan-tangan kecilmu begitu lincah

Mengais dan memilah sampah rumah

Kamu mencari plastik

Bahkan kertas dan kardus

Berbekal karung dan tongkat kecil

Kamu mencari dan menemukan

Barang-barang yang telah dibuang pemiliknya

Untuk ditukarkan kepada para pengepul

Aku mengagumimu, sahabatku

Kamu tidak pernah menyerah

Kamu tidak pernah mengeluh

Kamu selalu bersemangat

Semoga kamu dapat mencapai cita-citamu

Seperti aku pun berjuang untuk itu

Mari kita saling mendukung

Untuk menjadi yang kita mau

 

 

Ayo Berdiskusi!

Setelah membaca puisi tersebut, lakukanlah kegiatan berikut!

  1. Baca lagi puisi "Sahabatku Seorang Pemulung" di dalam hati.
  2. Tentukan tanda jeda untuk menentukan waktu berhenti lama dan berhenti sejenak.
  3. Bacakan puisimu kepada teman sebangkumu. Minta temanmu untuk menyimak cara membacamu dengan penempatan tanda jeda yang sesuai.
  4. Diskusikan pendapat kalian. Lakukan secara bergantian.
  5. Bacakan puisi tersebut di depan kelas dengan lafal yang jelas dan jeda yang sesuai.

 

Sahabatku Seorang Pemulung

Ciptaan: D. Karitas

Tangan-tangan kecilmu / begitu lincah //

Mengais dan memilah sampah rumah //

Kamu mencari plastic //

Bahkan / kertas dan kardus //

Berbekal karung / dan tongkat kecil //

Kamu mencari dan menemukan //

Barang-barang yang telah dibuang pemiliknya //

Untuk ditukarkan / kepada para pengepul //

Aku mengagumimu,/ sahabatku //

Kamu tidak pernah menyerah //

Kamu tidak pernah mengeluh //

Kamu selalu bersemangat //

Semoga / kamu dapat mencapai cita-citamu //

Seperti aku pun / berjuang untuk itu //

Mari / kita saling mendukung //

Untuk menjadi / yang kita mau ///

 

 

Kita harus mensyukuri apa yang kita miliki saat ini, karena banyak anak diluar sana yang tidak memiliki apa yang kita miliki dan ingin ada di posisi kita. Kita juga tidak boleh memandang rendah mereka. Kita harus menghormati dan mengharigai mereka. Kalian juga harus semangat seperti Kak Wahyudin ya, meskipun seorang pemulung dia berhasil menyelesaikan sekolahnya sampai jenjang sarjana dan sedang menyelesaikan program magisternya.

Semoga bermanfaat ya..



Posting Komentar untuk "Wahyudin, Sarjana Pemulung"